Post Pregnancy Health Journey

Oh I miss you blog. so. much. *cry*

Rasanya pengen ngupdate segala-galanya tapi coba kita fokus dulu sama sharing soal kesehatan gue deh ya.. soalnya persis tahun lalu (2016) gue dirawat di rumah sakit yang lumayan lama. Gue nulis post ini berat banget dan selama ngetik pun perasaan yang dulu-dulu jadi kebawa lagi.. so painful to write tbh. But I felt like this is a "once-in-a-lifetime" experience that must be recorded in a form that I can always look back.

It's time to recap and reflect!


Secara garis besar, setelah gue lahiran dengan C-Section tahun lalu, recovery gue termasuk yang agak lama. Kamar tidur di rumah gue ada di lantai 2 dan gue inget sampe bulan ke-2 itu gue jarang sekali turun ke bawah, selain kalau mau pergi ke RS check-up. Sehari-hari pada jam makan, makanan dibawain ke kamar, dan juga kalo Eric mau nyusu, biasanya dia "diambilin" dan "dikasih" ke gue yang di tempat tidur. Pompapun.. biasanya di kamar dan botol-botol diambilin buat ditaro di kulkas di bawah. Ga terlalu banyak kegiatan secara fisik karena emang perut gue masih sakit.


Lebaran = Nanny-less

Sebelum mulai, gue mau mengucapkan selamat Idul Fitri, Minal Aidin Walfaidzin, maaf lahir dan bathin dari kami sekeluarga.

Lebaran kali ini liburnya panjang banget ya guys, apalagi saya nambah additional 5 hari cuti karena sang Nanny "extend" pulang kampungnya. Lagu lama ya... Gue sih bersyukur aja karena Nanny nya Eric yang ngasuh dari lahir balik lagi... yang lain-lainnya ditelan manis saja.

Money matters



Personal Finance itu sebetulnya sangat luas untuk dibahas karena setiap orang mempunyai pandangan masing-masing tentang masalah keuangan. Dan tidak bisa dipungkiri juga kalo topik ini sangat terkait erat dengan karir, lifestyle dan upbringing dari kita masing-masing.

Gue termasuk orang yang beruntung karena punya background education Finance Management. Jadi meskipun karir gue bukan di bidang Finance Management, seenggaknya ilmu yang gue pelajari selama 4 tahun bisa gue apply ke kehidupang pribadi gue. 

Mungkin waktu masih jaman kuliah cara gue manage keuangan gue masih sangat sederhana dibandingkan sekarang, cuman pada intinya gue selalu menganut prinsip untuk bisa selalu menabung setiap bulan. Berapapun itu harus ada sisa dari income/earnings yang bisa ditabung. Kalau orang sini bilangnya:

Jangan Besar Pasak daripada Tiang

Berangkat dari background gue itu tadi, gue juga suka banget baca artikel-artikel ringan mengenai personal finance; the how tos agar gue bisa mengolah keuangan gue lebih baik lagi. Juga artikel seperti tips and tricks on how to save more seperti budgeting coffee - daripada beli kopi di coffee shops seharga 40-50 ribu per cup mending bikin kopi sendiri atau apalah - semua gue baca. Obviously dari artikel-artikel itu ada yang memang bermanfaat tapi banyak juga yang sampah. Hehe.

Kita harus bisa memilah-milah strategi apa yang "works" with our lifestyle. Jangan semuanya di-ikutin karena back to what I said at the beginning bahwa personal finance itu bener bener personal. Jadi what works for me, belum tentu works for you.

Hydroclean


Sejak Eric lahir, dia dinyatakan mempunyai hiperaktivitas bronkus kondisi yang sensitif terhadap faktor-faktor luar terutama debu. Kalau lagi kambuh, nafasnya Eric sesek dan bunyi grok grok. Dan biasanya gak lama setelah itu banyak dahak/slim di dada jadinya dia batuk batuk. Dari sisi medis kalau masih taraf ringan, Eric biasanya dikasih puyer untuk diminum seminggu dan berangsur-angsur membaik. Tapi kalau udah akut, biasa ditambah dengan treatment inhalasi. 

Dari sisi kondisi rumah, gue dan suami disarankan oleh DSA agar kamar dan lokasi lokasi di rumah yang Eric sering berada supaya dibersihin total (dan rutin dibersihkan). Alhasil di awal-awal gue sama suami pun bebersih sampe gempor plus beli air purifier yang dipasang tertama malam hari pas tidur.

Eric membaik tapi grok grok nya masih cuman setiap pagi bangun tidur. Kita konsul dengan DSA lagi dan menurut beliau kemungkinan besar kamar tidurnya belum bersih banget dikarenakan grok grok nya hanya pagi hari menjelang bangun tidur. Dimana dia terpapar faktor alergen selamelan.
Soalnya kalau siang-siang Eric oke oke aja tuh.

Bingung juga karna kayanya kita udah bersihin banget banget ni kamar. Akhirnya hasil dari gugel-gugel dan browsing di Instagram mamah mamah muda ketemulah penyelamat kami yaitu HydroClean.

Eric turns one

This is yet another milestone for me and hubs as a parent.

Gak nyangka aja kita sudah sampai di akhir tahun pertama setelah Eric dilahirkan.  Masih ada rasa percaya dan ga percaya kalau anak kita sudah menginjak umur 1 tahun.

Eric-ku sayang, semoga kamu menjadi anak yang baik, pinter, bermanfaat untuk orang lain, dan menjadi kebanggaan mama dan bapak. Amin :)

Legenda Puncak Pass


Puncak Pass adalah salah satu restoran langganan keluarga gue sejak gue masih kecil banget. Waktu jaman dulu, Alm nenek tinggalnya di Bandung dan jalan tol belum ada ya. Jadi kita kalau ke Bandung biasanya cuman ada dua pilihan dari Jakarta mau lewat Cikampek atau Puncak. Kita ga selalu lewat Puncak sih, tapi kalau iya kita pasti mampir ke Puncak Pass.

Pulau Pari


Hari Kamis kemarin saya dan suami ikut short getaway ke Pulau Pari dengan divisi kantor saya. Seneng banget akhirnya bisa ikutan acara-acara outting di kantor karena 2 tahun terakhir saya ga ikutan dikarenakan sedang hamil dan menyusui. Acaranya sendiri hanya 1 hari pulang-pergi karena Jumatnya masih harus masuk kerja hehehehe...

Alhamdulilah meskipun sangat singkat tapi acaranya seru banget kumpul-kumpul dengan teman-teman kantor dan keluarganya. Kadang di kantor kita hanya ngomongin kerjaan doang, jadi seru juga rasanya bisa hangout bareng seharian tanpa ngomongin kerjaan. Sekalian berkenalan dan silahturahmi dengan pasangan/keluarga masing-masing.

Toleransi


Di luar orang-orang yang beruntung mendapatkan beasiswa, banyak orang awam yang beranggapan kuliah di luar negeri itu semata-mata hanya untuk sebatas educational degree untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik in the future maupun investasi jangka panjang (e.g. bergaji dan posisi tinggi, perusahaan terbaik, dll). Adapun yang beranggapan kuliah di luar negeri adalah untuk prestis dan gengsi keluarga karena orangtua dapat menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri dengan biaya pribadi.

Gue jadi inget beberapa tahun yang lalu di kantor ada beberapa teman yang sedang diskusi santai mengenai aspirasi tentang education anak-anaknya dari segi biaya sampe dengan sekolah - sekolah idaman/tujuan yang mereka mau anak-anaknya bersekolah. Kalau ngomongin soal sekolah rasanya ga mungkin kalau topik biaya tidak diikutsertakan dimana dibahas biaya untuk kuliah ke luar negeri jumlahnya berkali-kali lipat dibandingkan dengan kuliah di negeri sendiri.

Disini tiba-tiba ada yang nyeletuk "Ngapain kuliahin anak ke luar negeri mahal-mahal? Mending uangnya dipake buat yang lain. Tuh liat si Sari, kuliah jauh jauh ke Amerika ujung-ujungnya juga sama kaya kita kan?"

Jujur, saat itu juga gue kesel banget. Ngapain juga bawa-bawa nama gue? Tapi lama-lama gue antara ngeh dan ngerasa sedih juga karena gue baru ngerti bahwa pemahaman mereka mengenai kuliah di luar negeri hanya sebatas mata kuliah dan pekerjaan. Perhaps they will never know what they missed out in life...ever.

Tedak Siten alias Turun Tanah


Sebagai keturunan Jawa yang baik (baca: Jawa reject), gue dan suami bikin acara turun tanah atau bahasa jawanya tedak siten untuk Eric ketika dia umur 7 bulan.

First time driving in america


My cousin Sasti came down and move to Washington DC for her MBA years ago. This is actually a very old video where she just got herself a car and driver's license and was trying to make her way from her place to the campus before starting her first semester.

Reza (still her bf at that time) were trying to show her to navigate the road with a GPS as she was adjusting to drive on the different side of the road with the American left driver's seat as oppose to the Indonesian right driver's seat.

It took her 45 minutes to drive from her place to the campus on this first attempt during a regular hours. Then later we figured that most of her classes are in the mornings where her commute will be during rush hour. That should add another 20-30 minutes ride with traffic. Yikes.

Meanwhile I was just becoming a useless commentator through out the trip. LOL. Not sure if I was helping to ease her nerves in any way but it was so funny to see this in the video again. Good times!

Review: Shiseido Natural Eyebrow Pencil


Brow game has been a very hot for the past few years.

If you're one of the unlucky ones who has sparse eyebrow, then keep reading. Every time I mention eyebrow, somehow, Anastasia products always comes to mind. But I personally never used their products because I had found my holy-grail long before Anastasia came around.

Water Sports in Tanjung Benoa


Okay guys, I just realized that I had some videos uploaded on my Youtube channel a long time ago like in 2009 to be exact. As I watched this old video I remembered this is also around the time I started liking video editing exercise but somehow it never continues.

The video was taken when my mom, brother and I went on vacation to Tanjung Benoa (Bali) for a day and did different types of water sports including jet-skiing, banana boat, parasailing, and amateur diving. We spent the whole day there and end up with a sore body the next day! LOL!

Just thought I should share this on the blog to lessen the loss of memory. Any memory captured today will be very precious in the future.

My Everyday Beauty Routine

img_6232

Following my post on my Korean skincare routine, it's only the right thing to do to also update my current everyday fuss-free make-up routine. For obvious reasons, I had incorporate Korean product into the mix.


Bali Trip to Sanur

img_6941

Last week my whole (extended) family flew in to Bali to celebrate my cousin's wedding reception in Sanur area. We stayed in Sanur for 4 days. It was really nice to be able to reconnect with my cousins, aunts, uncles and the elders since we don't get to do that in Jakarta even when we live in the same city. In a different scenery by the beach, we enjoyed the sunrise while catching up with them.


My Journey to Korean Skincare

skincare-routine-drawing

Source: Evydraws
For a very long time, I have always been skeptical with the Korean skincare/makeup products. Living in the States for so long I was only being exposed to western products. Even when I first moved back to Indonesia, my hubs (then boyfriend) was going for a trip to Korea when he asked if I wanted any makeup/face products for him to bring back, and I was like nope, I'm cool with my current so-called "western" products.

Baby Must Haves (4-9 months)

Asik kita masuk ke Baby Must Have part 2 untuk 4-9 bulan yaaah..  Khusus untuk MPASI, perlengkapan makan dll akan saya tulis on a separate post.

Setelah 3 bulan selesailah yang namanya maternity leave dan kembali ke kantor seperti biasa. Dari kondisi yang ada, gue dan hubs memutuskan untuk taro Eric di daycare. Tentunya ini bukan sesuatu keputusan yang "santai" karena kalo bisa sih Eric dijagain sama keluarga. Tapi meskipun kedua orangtua kami ada di Jakarta semua, kondisi yang ada adalah Eric ga bisa "dititipkan" ke mereka. Nah dengan kondisi seperti ini, gue share baby must haves yang Eric pakai.

1. Car seat

Sekarang, setiap hari Eric bakalan pergi dan pulang sama gue dari kantor ke rumah dari Daycare. Otomatis carseat ini menjadi sangat penting karena dengan kemacetan Jakarta, durasi waktu di mobil sangat panjang dan ga mungkin juga gue berjam-jam gendongin dia. Selain gue yang bisa pegel, Ericnya juga ga nyaman apalagi kalo lagi bobo.

car-seat-juva

Saat ini Eric pakai carseat merek Joie Juva which is part of dari Travel System nya dengan pasangan stroller. Agar lebih nyaman, gue beli Summer Infant Snuzzler agar lebih "snug" dan empuk untuk didudukin. Carseatnya juga sangat ringan dan gampang dibawa kemana2. Selain untuk di mobil, carseat ini sering gue pake kalau mau pergi ke satu tempat yang kita akan "stationary". Misalnya ke rumah teman atau bertamu ke rumah sodara, mau makan di restoran yang "stand alone" (bukan di mall), jadi dari parkiran langsung masuk ke restoran dimana pake stroller malah lebih repot.

Selain emang untuk safety, carseat ini memang sangat berguna banget.

2. Nursing Cover

Nah ini sebenernya lebih ke Mommy Must Have ya, tapi gue include aja karna toh benefitnya kan untuk menyusui bayi. Sekarang karena Eric lebih sering berpergian nursing cover ini penting banget untuk mommies yang menyusui langsung. Jujur, gue di awal emang risih menyusui in public, tapi makin kesini makin cuek aja bisa dengan si nursing cover ini.

[gallery ids="2352,2351" type="square" columns="2"]

Nursing cover yang gue punya ada dua model, yang pertama model apron dan yang kedua itu model syal. Dua2nya merek Bebe Au Lait. Si apron pake bahan cotton, sedangkan yang syal pake bahan muslin. Kalo dibandingkan di antara 2 itu, gue lebih prefer yang syal. Karena entah gimana pemasangan si syal ini lebih ringkes dan cepet kalo pas mau nyusuin dibandingkan si apron. Lalu untuk bahan muslin itu lebih adem dari pada si cotton. Jadi kalo disuruh pilih, gue lebih suka si syal yah.

3. Tas ASI

Setelah kembali ke kantor, gue setiap hari harus pompa 2-3x. Di kantor ada ruang nursery dan kulkas dimana busui-busui dapat menggunakan ruangan ini untuk pompa ASI. Tentunya pas pulang ASInya dari kulkas harus dibawa pulang dengan tas ASI.

Tas ASI yang gue punya sekarang ada 3. Satu bentuknya cooler box aja warna hitam yang dapat dari Medela Freestyle set. Model seperti ini hanya muat 4 botol medela 150ml dan 1 icepack lekuk. Karena modelnya hanya box kotak, jadi susah untuk ditenteng2 sendiri, biasanya untuk bawa enak dimasukkan ke tas yang lebih besar.

medela-accessoeries-cooler-bag-open-bottles-jpg-2016-08-18-09-40-38

Yang kedua, tas asi tanpa merek bentuknya hanya cooler bag dengan retsleting di atas. Ini tasnya cukup besar untuk 6-8 botol ASI dan icepack. Ini cocok kalo hanya untuk bawa ASI doang dari satu tempat ke tempat lain. Tas ini gue pake untuk kirim ASI dari RS ke rumah setiap hari ketika gue dirawat di RS karena DBD selama seminggu.

Yang ketiga, model GABAG, dimana cooler boxnya ada di bagian bawah dan di bagian atas ada compartment untuk taro alat pompa, corong, selang, etc (keperluan pompa). Nah yang ketiga ini yang sekarang gue pake tiap hari kalo ke kantor. Karena si cooler bag ini kapasitasnya cukup besar bisa muat sampe 8 botol ASI. Setiap pagi kan gue drop Eric ke daycare sekalian bawain dia sekitar 4-5 botol ASI + 4 botol kosong untuk pompa ASI gue di hari itu.

collete

5. Dr Brown Sterilizer Bag

Untuk berpergian biasa gue suka bawa 1 sterlirizer bag untuk jaga-jaga harus cuci empeng, nipple shield or even botol di jalan. Waktu kita ke Bali, gue males banget bawa sterilizer jadi gue beli deh 1 box Dr Brown Sterilizer Bag isi 5. 1 bag bisa dipake 20x proses pensterilan. Caranya, setelah botol, nipple, empeng dicuci seperti biasa dengan sabun cuci botol bayi, kemudian semua dimasukkan ke sterilizer bag. Didihkan air di water boiler (tiap hotel seharusnya menyediakan water boiler di kamar) lalu tuangkan air mendidih ke dalam sterilizer bag cukup sedikit aja dan ditutup dengan sealnya di bagian atas.

dr-062_1z

dr-browns-microwave-steam-sterilizer-bags

Ingat yang kita cari itu adalah uapnya dari air mendidih untuk mensterilkan, bukan untuk merendam di air mendidihnya. Jadi airnya ga perlu banyak2. Setelah 10 menit buang airnya dan barang bisa dipakai lagi.

6. Skip Hop Stroller Organizer

Tas kecil ini bisa digantung di pendorong stroller mana saja. Sangat berguna untuk menaruh botol susu, empeng, tissue dan barang-barang yang relatif kecil. Ketimbang setiap mau ambil barang harus buka diaper bag yang isinya penuh, mending ditaruh di organizer ini. Di bagian depan ada "add-on" dompet kecil untuk mommies, biasa diisi cash/kunci yang sifatnya lebih gampang jatuh.

skip-hop-grab-and-go-stroller-organizer-1430461133foto4-560573_593372_603146

7. Diaper Bag

Saat ini saya punya 3 diaper bag. Kenapa kok banyak banget, ya Alhamdulillah semua dapet dari kado. Tapi sebenernya setiap tas ada daya tarik sendiri2.

Yang pertama diaper bag merek Kate Spade. Ini sudah banyak dijual dimana-mana terutama di online shop di IG. Menurut saya, warna merahnya cantik dan keren, ga keliatan kalau ini adalah tas bayi jadi bisa merangkap sebagai tas pergi, ga perlu bawa tas jinjing lain. Ada gantungan khusus yang bisa dikaitkan ke gagang stroller sehingga ga perlu ditenteng2 terus. Drawbacknya adalah ini tas cukup berat even tanpa isi. Jadi bayangin aja kalo udah diisi penuh beratnya kaya apa.. saya sih cuman beberapa kali aja buat ge-gayaan setelahnya digantung di kamar LOL

[gallery ids="2376,2377" type="rectangular" orderby="rand"]



Yang kedua adalah diaper bag merek Picard Bebe, ini salah satu favorite saya. Karena bahannya kain, ringan banget, dan bagian retsletingnya seperti koper jadi akses keluar masuk barang gampang. Design bordirnya elegan dan warnanya juga ga gonjreng. Saya biasanya pake tas ini kalau mau pergi2 sebentar kaya ke dokter, atau ke rumah temen dll. Drawbacknya di bagian luar ga ada kantong ato retsleting kecil untuk naro barang2 kecil kaya empeng, tissue, lap dll. Jadi emang harus agak rapih nyusun barangnya di dalem tas supaya ga perlu "cari-cari" pas perlu. Tas ini saya pernah liat ada dijual di LOTTE Avenue bagian tas-tas bayi dan di toko bayi Suzanna di Pondok Indah.

img_5868

Yang ketiga adalah diaper bag tanpa merek, ini favorite setelah diaper bag Picard Bebe diatas karena ukurannya yang jauh lebih besar. Ini saya pakai kalau mau travelling, atau mau ke rumah mertua yang bakalan disana seharian. Again, tasnya ringan banget, dan banyak compartment dan kantong-kantong di bagian luar tas. Bisa angkut semuanya. Dari sisi motif lebih ke-bayian dibandingkan 2 tas lainnya. Tapi karena warna dasarnya putih jadi gak gonjreng dan masih within taste palette saya.

8. Baby Carrier

Di rumah saya ada Nanny yang suka sekali pake Jarik untuk gendong anak saya, tapi sayangnya saya ga pinter-pinter pakenya. Saya ada Baba Sling yang suka saya pake sesekali kalau memang lagi capek banget, tapi sehari-hari sih saya gendong anak ga pake gendongan apa-apa. Kebetulan suami dan orang tua saya juga kalau gendong ga pake gendongan.

Tapi khusus untuk travelling dengan pesawat, saya biasa sih sewa baby carrier dari penyewaan online. Karena stroller yang kita punya besar ga bisa masuk cabin dan suami biasanya sudah nge-pak stroller masuk ke bagasi dengan casingnya. Yang saya sewa biasanya diantara i-angel hip seat baby carrier atau ergobaby 360. Dari pengalaman, untuk i-angel lebih berat karena ada hip-seatnya tapi justru hip-seatnya ini ngebantu banget untuk gendong karena bisa di lepas juga (yang model baru) dipakai tanpa carriernya.

image

Untuk ergobaby 360, jauh lebih ringan karena semuanya kain, tapi ga bisa dipakai terpisah untuk gendong santai tanpa strap carriernya.

makchic_ergo360_grande

Jadi balik lagi cocok-cocokan aja :)

Dari review teman-teman lainnya, ada yang juga merekomendasikan Baby Bjorn dan Manduca. Katanya sih dua2nya juga oke!

9. Bib

Anak saya sejak umur 4 bulan mulai ngeces ilernya, dan makin kesini makin parah. Jadi mau ga mau memang perlu pakai Bib kalau gak bajunya basah terus bagian dadanya. Favorite saya adalah Bib TOPVALU (merek dari AEON) soalnya bib nya yang paling nyerep dan basahnya ga nembus ke baju. Kalo ga salah 1 pak isinya 2 bib. Harganya lumayan mahal sekitar 200rb per pak, jadi kalo beli tunggu lagi diskon aja yak!

[gallery ids="2392,2391" type="rectangular"]

Untuk bib makan, awalnya saya coba beli yang model karet (ada wadahnya di bawah) dan yang model plastik tapi anaknya ga suka dan malah rewel ga mau makan karena risih lehernya. Alhasil saya cobain pake bib model handuk yang belakangnya dilapisin plastik tipis. Saya beli di mothercare per pak isinya dapet 4 warnanya putih polos. So far ini the best, bahannya tipis tapi ga nembus makanan yang belepotan karena ada lapisan plastiknya. Dan untuk ukurannya agak panjang sampai menutupi perut jadi baju ga akan kotor.

[gallery ids="2394,2393,2362" type="rectangular"]

Kalau pengen yang lebih kece bisa cobain juga Aden + Anais Burpy Bib. Ini motifnya bagus-bagus dan modelnya melingker dari depan ke belakang jadi so pasti baju ga akan kena kotor makanan. Cuman memang untuk cuaca di Indonesia kadang gue suka ngerasa terlalu tebal untuk dipake jadi anaknya "sumuk". Saya suka pake ini kalo lagi mau jalan2 ke Mall atau tempat yang memang full AC. Kualitas tidak usah dipertanyakan lagi karena Aden+Anais adalah product high end untuk baby.

618ypcx6o8l-_sl1500_

10. Teether

Siapa sih yang ga tau the infamous Sophie the Giraffe? Yah saya pun akhirnya beli juga buat Eric karena ada rasa penasaran. Bahannya bagus dan Eric lumayan suka gigit-gigit terutama pada bagian mulut sama kakinya.

ac_giraffe_mould_comp

Tapi menurut saya yang paling Eric suka adalah teether Pigeon Step 1 yang warna hijau. Ini teethernya ringan dan bentuknya memang beda dari yang lain. Awalnya saya juga ragu ketika ditawarin di toko karena bentuknya yang ga umum, cuman justru karena bentuknya kaya "batang" Eric gampang megangnya dan bisa dibolak balik. Teether ini cocok untuk baby up to 7 months, setelah 7 months ada level up ke Step 2. Saya udah beli juga tapi kayanya Eric angot-angotan gigitnya. Mungkin karena bentuknya atau memang karetnya lebih tebal dibandingkan teether Step 1.

content_teether-01

Jadi sehari-hari ada 2 teether yang saya kasih ke Eric, si Sophie sama Pigeon Step 2.

Kalau ada yang ingin ditanyakan, silahkan email atau comment yah.. Semoga membantu..



Xoxo

S

Flatlay Workshop



Yesterday I had a very exciting workshop day at Tanamera Coffee. The workshop is about Flatlay Photos in the social media and everything that it entails. Love the idea to be able to tell a story and/or communicate your message through a flatlay photo. It is a small private workshop with a group of 10 girls.
Professional Blog Designs by pipdig